Try using it in your preferred language.

English

  • English
  • 汉语
  • Español
  • Bahasa Indonesia
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar
translation

Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.

NEWS FDN (다큐)

[Kolom Kesadaran Disabilitas] Istilah yang Dipakai Disabilitas dan Non-Disabilitas dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Bahasa penulisan: Bahasa Korea
  • Negara referensi: Semua negara country-flag

Pilih Bahasa

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 汉语
  • Español
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar

Teks yang dirangkum oleh AI durumis

  • Istilah "disabilitas" diresmikan sebagai "penyandang cacat" pada saat disahkannya "Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Cacat" pada tahun 1981, dan diubah menjadi "disabilitas" pada tahun 1989 dengan disahkannya "Undang-Undang Kesejahteraan Disabilitas".
  • Disabilitas bukanlah sekadar kerusakan fisik, tetapi diciptakan oleh lingkungan dan struktur masyarakat, dan menyebut orang yang bukan "disabilitas" sebagai "orang normal" atau "orang biasa" adalah ungkapan yang salah.
  • Untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi terhadap disabilitas dan menciptakan masyarakat yang saling menghormati, penting untuk menggunakan istilah seperti "untuk disabilitas" dan untuk secara objektif menyadari kesulitan disabilitas dan mencari solusi.

[Kolom Kesadaran Disabilitas] Istilah yang Dipakai Disabilitas dan Non-Disabilitas dalam Kehidupan Sehari-hari


-Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas-
"Penyandang Disabilitas" mengacu pada orang yang mengalami keterbatasan fisik atau mental yang signifikan dan
berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan sosial, seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas, Pasal 2, Ayat 1 dan 2.

Surat Kabar Peningkatan Kesadaran Disabilitas= Kolumnis Choi Bong-hyuk (Pakar Integrasi AI, ESG, dan DX,
Pakar Pelatihan Kesadaran Disabilitas di Tempat Kerja)

"Bagaimana istilah penyandang disabilitas muncul?"

Pada tahun 1981, ketika Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial merumuskan 'Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas', mereka secara menyeluruh meninjau penggunaan istilah 'penyandang disabilitas'. Pertama, mereka menghilangkan istilah tradisional seperti 'orang cacat', yang dipandang sebagai istilah negatif untuk penyandang disabilitas.

Mereka juga menganggap istilah 'orang yang mengalami hambatan' tidak tepat karena hanya menekankan aspek kerusakan. Sebagai gantinya, mereka akhirnya merumuskan istilah 'penyandang disabilitas'. Hal ini berdasarkan konsep 'disabilitas' yang diajukan oleh akademisi dan konsep 'disabilitas' yang diajukan oleh PBB dan WHO.

Konsep 'disabilitas' dalam hal ini tidak hanya menunjuk pada kerusakan pribadi, tetapi juga menekankan tanggung jawab lingkungan sosial. Artinya, perubahan dalam persepsi, bahwa kondisi disabilitas yang dimiliki seseorang bukanlah tanggung jawabnya sendiri, melainkan kondisi sosial yang tidak adil (handicap) yang diciptakan oleh lingkungan sosial.

Oleh karena itu, tanggung jawab untuk menghilangkan kondisi tersebut terletak pada lingkungan sosial. Istilah ini juga memiliki makna filosofis yang menekankan hak asasi manusia yang melekat pada penyandang disabilitas. Pada akhirnya, istilah 'penyandang disabilitas' menekankan tanggung jawab negara dan masyarakat untuk menjamin kehidupan yang layak bagi penyandang disabilitas yang dilandasi oleh hak asasi manusia mereka.

Singkatnya, 'penyandang disabilitas' dapat dianggap sebagai istilah yang paling tepat untuk menggambarkan hak asasi manusia dari seseorang yang hidup dengan disabilitas. Istilah 'penyandang disabilitas' yang dibentuk dengan makna tersebut kemudian diubah menjadi 'penyandang disabilitas' pada tahun 1989 ketika 'Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas' diubah menjadi 'Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas'. Alasannya adalah untuk lebih menekankan karakter 'manusia' (人). (Sumber=Kegelapan dan Fajar)

"Bagaimana menurut Anda tentang disabilitas?"

Disabilitas pada dasarnya dimulai dari kerusakan.

Ini merujuk pada keadaan patologis permanen atau sementara yang disebabkan oleh kerusakan fisik seperti amputasi
atau kelumpuhan, yang mengakibatkan hilangnya struktur atau fungsi psikologis atau anatomis.

Dalam konteks ini, kerusakan hanyalah sebuah atribut, tetapi dalam lingkungan dan kondisi sosial tertentu, kerusakan
telah dianggap sebagai 'disabilitas'.

Dari sudut pandang sosial, perspektif tentang penyandang disabilitas harus diubah dari belas kasihan, simpati,
pelayanan, dan mengatasi masalah menjadi individu yang membutuhkan bantuan.

Sejauh ini, pendekatan untuk 'masalah disabilitas terletak pada individu yang memiliki kerusakan' telah berfokus pada penyesuaian individu ke dalam masyarakat melalui pengobatan individual dan dukungan profesional.

Penting untuk memahami bahwa disabilitas bukanlah tanggung jawab pribadi, tetapi lingkungan dan struktur sosial
yang menjadikan 'kerusakan' sebagai kondisi disabilitas.

Bagaimana cara memanggil seseorang yang bukan penyandang disabilitas?

Banyak orang menggunakan istilah 'orang biasa' dan 'orang normal'.

Ini berarti bahwa jika seseorang tidak termasuk dalam kelompok itu, maka mereka tidak normal dan berada di luar
batasan orang normal, yang menghasilkan kesalahan bahwa penyandang disabilitas menjadi tidak normal.

Oleh karena itu, memanggil seseorang yang bukan penyandang disabilitas sebagai 'non-disabilitas' adalah istilah
yang paling objektif.

Penyandang disabilitas dan non-disabilitas, istilah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari

Penyandang disabilitas dan non-disabilitas, penggunaan istilah yang tepat untuk membangun masyarakat yang saling
menghormati

"Penyandang Disabilitas" dan "Non-disabilitas" adalah istilah yang umum digunakan di masyarakat kita, tetapi kenyataannya penggunaan yang benar tidak banyak. Penggunaan istilah yang salah dapat memperburuk prasangka dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, dan menjadi penghalang untuk membangun masyarakat yang saling menghormati.

1. Contoh 1: "Toilet Penyandang Disabilitas" vs "Toilet untuk Penyandang Disabilitas"

Sering kali, toilet yang digunakan penyandang disabilitas disebut "toilet penyandang disabilitas". Namun, hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman bahwa toilet tersebut hanya untuk digunakan penyandang disabilitas. Ungkapan "toilet untuk penyandang disabilitas" dengan jelas menunjukkan bahwa toilet tersebut dapat digunakan oleh penyandang disabilitas, dan mencerminkan sikap yang lebih inklusif.

2. Contoh 2: "Area Parkir Penyandang Disabilitas" vs "Area Parkir untuk Penyandang Disabilitas"

"Area parkir penyandang disabilitas" juga dapat disalahartikan sebagai area parkir yang hanya boleh digunakan oleh penyandang disabilitas. Ungkapan "area parkir untuk penyandang disabilitas" dengan jelas menunjukkan bahwa area tersebut merupakan area khusus untuk memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas, dan penggunaan yang benar dapat membantu dalam melindungi hak mobilitas penyandang disabilitas.

3. Contoh 3: "Orang Normal" vs "Non-disabilitas"

Istilah "orang normal" dapat menimbulkan kesalahan dengan menganggap penyandang disabilitas sebagai individu yang tidak normal. Ungkapan "non-disabilitas" adalah istilah netral yang hanya mengacu pada individu yang tidak memiliki disabilitas, bukan sebagai pemisah berdasarkan ada atau tidaknya disabilitas.

4. Contoh 4: "Tidak Nyaman" vs "Mengalami Kesulitan"

Ketika penyandang disabilitas mengalami kesulitan dalam situasi tertentu, ungkapan "tidak nyaman" dapat meremehkan kesulitan yang dihadapi penyandang disabilitas atau memberikan kesan bahwa masalah tersebut adalah masalah penyandang disabilitas. Ungkapan "mengalami kesulitan" menunjukkan secara objektif bahwa penyandang disabilitas mengalami kesulitan dalam situasi tertentu, dan membantu dalam mencari solusi.

5. Contoh 5: "Penyandang Disabilitas Bisa Jika Berusaha" vs "Penyandang Disabilitas Bisa Jika Diberi Peluang"

Ungkapan "penyandang disabilitas bisa jika berusaha" cenderung menghubungkan keberhasilan penyandang disabilitas hanya dengan usaha pribadi. Agar penyandang disabilitas dapat menunjukkan kemampuannya, penting untuk memberikan peluang melalui peningkatan kesadaran sosial dan pengembangan mekanisme institusional. Ungkapan "penyandang disabilitas bisa jika diberi peluang" menekankan tanggung jawab sosial dan berkontribusi dalam menyebarkan kesadaran tentang perlunya partisipasi sosial yang lebih luas bagi penyandang disabilitas.

6. Contoh 6: "Sekolah untuk Penyandang Disabilitas" vs "Sekolah Luar Biasa"

"Sekolah untuk penyandang disabilitas" dapat memberi kesan bahwa penyandang disabilitas adalah individu yang khusus. "Sekolah Luar Biasa" adalah istilah yang jelas menunjukkan bahwa lembaga pendidikan tersebut memberikan pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa yang memiliki disabilitas.

7. Contoh 7: "Atlet Penyandang Disabilitas" vs "Atlet Paralimpiade"

"Atlet penyandang disabilitas" adalah ungkapan yang jelas menunjukkan bahwa mereka adalah atlet terlepas dari ada atau tidaknya disabilitas. "Atlet Paralimpiade" mengacu pada atlet yang berpartisipasi dalam Paralimpiade, kejuaraan olahraga untuk penyandang disabilitas, dan dapat digunakan saat merujuk pada atlet yang berpartisipasi dalam kompetisi tertentu.

Penggunaan istilah yang benar, langkah pertama untuk membangun masyarakat yang saling menghormati

==Referensi==

-Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas-
"Penyandang Disabilitas" mengacu pada orang yang mengalami keterbatasan fisik atau mental yang signifikan dan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan sosial, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kesejahteraan Penyandang Disabilitas, Pasal 2, Ayat 1 dan 2.

Seseorang yang memiliki disabilitas fisik atau mental. Secara hukum, seperti yang disebutkan di atas, mengacu pada orang yang mengalami keterbatasan fisik atau mental yang signifikan dan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan sosial. (Sumber: Pohon)

Penyandang disabilitas adalah orang yang mengalami hambatan dalam kehidupan sehari-hari karena kerusakan fisik,
mental, atau sensorik, yang mengakibatkan diskriminasi sosial. (Sumber: Wikipedia)

Sumber: [Kolom Peningkatan Kesadaran Disabilitas] Istilah yang Ditemui Penyandang Disabilitas dan Non-Disabilitas dalam Kehidupan Sehari-hari: Surat Kabar Peningkatan Kesadaran Disabilitas - https://dpi1004.com/4084

NEWS FDN (다큐)
NEWS FDN (다큐)
NEWS FDN (다큐)
NEWS FDN (다큐)
Persyaratan Kualifikasi dan Metode Aplikasi untuk Penghasilan Disabilitas Tahun 2024 Cari tahu tentang penerima dan metode aplikasi untuk Penghasilan Disabilitas Tahun 2024. Periksa jumlah pembayaran bulanan dan persyaratan kualifikasi berdasarkan penerima Penghasilan Disabilitas, seperti penerima bantuan, tingkat di bawah, dan masuk ke f

21 Mei 2024

[Kolom Kesadaran Disabilitas] Choi Bong-hyuk, Instruktur Spesialis Kesadaran Disabilitas di Tempat Kerja AI & ESG Asisten cerdas seperti Chat GPT-4O memberikan manfaat inovatif di berbagai bidang, seperti peningkatan aksesibilitas informasi, dukungan untuk kehidupan sehari-hari, dan perluasan partisipasi masyarakat, dan diharapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pe

21 Mei 2024

[Kolom Manajemen ESG] Ottobock, Studi Kasus Manajemen ESG 'Kehendak untuk Berkelanjutan' Perusahaan perangkat bantu asal Jerman, Ottobock, menerapkan manajemen ESG melalui penerapan program inklusif untuk penyandang disabilitas, menyediakan lingkungan kerja yang mudah diakses, menggunakan bahan yang berkelanjutan, dan memanfaatkan energi terb

25 Juni 2024

Kesadaran Disabilitas 'Masih Jauh Jalan Kita' Pendidikan kesadaran disabilitas tidak hanya sebatas transfer pengetahuan, tetapi juga harus meningkatkan pemahaman peserta melalui kegiatan belajar mengalami, diskusi, dan lainnya, dan harus memberikan pendidikan yang terdiferensiasi dengan mempertimbang
장애인인식개선
장애인인식개선
장애인인식개선
장애인인식개선
장애인인식개선

8 Februari 2024

Fungsi Kognitif Perbatasan (borderline intellectual functioning) Fungsi kognitif perbatasan adalah kasus khusus yang berada di antara disabilitas intelektual dan orang biasa, mengacu pada orang-orang dengan IQ 70-84. Mereka menghadapi kesulitan dalam belajar, kehidupan kerja, dan hubungan interpersonal, dan menderita k
세상 모든 정보
세상 모든 정보
세상 모든 정보
세상 모든 정보

18 April 2024

Kolumnis Choi Bong-hyuk (Pakar AI·ESG·DX Terpadu, Pakar Pendidikan Kesadaran Disabilitas di Tempat Kerja) Penerbit Choi Bong-hyuk adalah pemimpin yang visioner yang mendorong perubahan sosial dengan menggabungkan AI, ESG, dan kesadaran disabilitas. Dia terlibat dalam berbagai kegiatan seperti pendidikan kesadaran disabilitas, kolumnis, dan perwakilan Sports P
장애인인식개선
장애인인식개선
장애인인식개선
장애인인식개선
장애인인식개선

8 Februari 2024

Pemodelan Data Konseptual Pemodelan data konseptual adalah proses memisahkan entitas dan menyatakan hubungan antar entitas dalam ERD. Entitas adalah unit informasi independen, dan atribut adalah data yang dimiliki entitas. Pengidentifikasi secara unik mengidentifikasi entitas, dan
제이의 블로그
제이의 블로그
제이의 블로그
제이의 블로그

8 April 2024

Upaya Menuju Keadilan Sosial dan Kesetaraan, Gerakan Hak Asasi Manusia Gerakan Hak Asasi Manusia adalah gerakan historis yang memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan, yang telah berkembang dalam berbagai bentuk sejak Revolusi Industri abad ke-18, termasuk gerakan hak buruh, hak pilih perempuan, dan melawan diskriminasi
Cherry Bee
Cherry Bee
Cherry Bee
Cherry Bee

1 Juli 2024

Perusahaan sosial Spring Shine, bersama eSteel4You mengadakan kampanye ESG untuk membuat tumbler keramik untuk disumbangkan Spring Shine, perusahaan sosial yang mendukung seniman penyandang disabilitas, telah mengadakan kegiatan pembuatan tumbler keramik ramah lingkungan sebagai bagian dari kampanye ESG bersama eSteel4You, grup POSCO. Seniman keramik penyandang disabilitas sec
스타트업 커뮤니티 씬디스 (SeenThis.kr)
스타트업 커뮤니티 씬디스 (SeenThis.kr)
스타트업 커뮤니티 씬디스 (SeenThis.kr)
스타트업 커뮤니티 씬디스 (SeenThis.kr)

17 Mei 2024